Saturday, January 4, 2014

Bla Bla Bla Rumah Saya

Saya menulis apa yang saya cinta dan yang saya sok cinta, yang bisa saya rasa dan yang bisa jadi nyawa kedua saya. Bukan melulu soal hati dan ego saya.
Saya sok cinta Indonesia, maka dari itu saya menulis tulisan ini. Tulisan tentang rumah saya yang bernama : Indonesia. Tapi sekali lagi saya tegaskan saya sok cinta Indonesia, negri yang kaya dan makmur katanya. Ini sedikit cerita tentang rumah saya. Indonesia namanya..

Dihuni oleh jiwa-jiwa yang mengaku manusia, dengan budaya memangsa, dengan tuhan yang biasa mereka sebut Uang.
Kasta paling tinggi berdiri tegap terdepan di dalam otak mereka. Nurani adalah hal bodoh untuk dipikirkan, alias sudah nomor sekian. Naluri buas menjadi pegangan penting untuk bertahan hidup, juga menjadi tangga untuk mencapai digjaya berkedok jabatan. Mangsa yang lemah sudah biasa, apalagi tindas menindas. Tentu yang maha besar bukan Tuhan tapi Uang.

Indonesia, rumah untuk keluarga yang tidak luput dari seteru. Kaya raya negrinya miskin rasa petingginya!! Dirumah saya Indonesia, memelihara hewan-hewan tidak penting, bahkan terlampau sangat tidak lazim.
Tikus misalnya, entah apa yang membuat rumah seindah Indonesia menjadi tempat untuk binatang semenjijikan ini, yang lebih parah kenapa harus dipelihara?
Tapi sebagian dari mereka menjawab bahwa tikus memiliki banyak kelebihan. Contohnya mungkin lumbung-lumbung padi sudah lama jebol dierat tikus-tikus setiap harinya. Begitu tangguhnya mereka. Tidak hanya tangguh dalam mengerat, namun juga tangguh secara pikiran. Mereka masa bodoh dengan keluarga-keluarga miskin yang kelaparan. Tapi persetan yang terpenting adalah sitikus kenyang dan bisa tidur nyeyak.
Tikus juga mampu menyelinap pada malam yang pekat,  mengendap-endap dengan lihainya. Bahkan tidak seorangpun tau, kalaupun ada yang tau, pasti pura-pura tidak tau.
Hewan ini pantas dipelihara bukan? Dia hebat.

Oiya, Indonesia punya hewan hebat lainya, rayap misalnya.
Bangku-bangku sekolah kini tinggal menunggu waktu, waktu yang tepat untuh roboh. Maklum kaki-kakinya sudah keropos dan tidak layak berdiri. Aduh hebat sekali.
Kedua hewan ini sungguh hebat. Mudah-mudahan mereka tidak cepat tua dan mati. Hey Indonesia kamu rumah yang nyaman bukan? Jika iya, lantas mengapa kamu di mutlakkan milik orang “beragama” saja? Orang beragama tuan rumah di Indonesia, lainnya hanyalah tamu yang numpang minum. “Pahlawan Agama” yang jadi tuannya, mengibarkan panji-panji mewah bertemakan kesucian, yang tidak sesuai dengan warna benderanya dibantai saja. Membunuh , menikam sudah biasa tidak perlu tercengang. Tidak perlu berwarna-warni, tidak perlu ada perbedaan, perbedaan itu konyol!
Apalagi Obsesi dari tuan rumah di rumah ini, simpel saja cuman masuk surga. Berjuang untuk menyeragamkan lalu bisa dengan mudah melebarkan pintu menuju surga.

Waaaahhh Indonesia, rumahku. Rumah dengan berbagai macam persoalan, berbagai macam getir tragedi, bemacam-macam noda di benderamu. Aku tidak kuasa berpaling, karena aku yakin aku punya banyak teman dan jiwa-jiwa yang akan merubahmu menjadi rumah yang nyaman. Rumah dengan bermacam corak warna, bermacam-macam perbedaan.
Aku tidak berdaya jika sendirian, maka bantulah aku..
Kamu, kita semua yang saat ini merasa tidak nyaman , aku harap bersedia merubah rumah ini menjadi rumah yang teduh. Yang nyaman untuk segala macam perbedaan.
Lidungi kami Tuhan, para pencari perubahan...
Amin.