Thursday, October 17, 2013

Ketika Dia Berhasil Dimetaforakan


  • Aku sangat berhuntung ada disejarah itu, hanya saja aku berada ditempat dan waktu yang tidak tepat, tapi aku tau, itu selalu indah untuk dibingkai, dan aku percaya itu!
  • Aku adalah cahaya redup diujung lilin, diantara binar cahaya terang aku bertahan, meskipun aku selalu terlihat pudar, aku akan tetap bersinar ketika mereka bosan berpendar. 
  • Aku pernah punya pertanyaan untuk waktu. Aku bertanya, apakah aku nahkoda yang kuat? Hingga detik ini dia belum menjawabnya.
  • Kelak, jika disuatu pagi kau temui luka disayapmu, tetaplah percaya bahwa sayapmu masih indah dipundakmu, untuk kepakmu yang anggun, untuk hatimu yang kuat, demi itu semua. Tetaplah mengangkasa. Jangan menyerah!
  • Seperti halnya bulan, aku tau awan mana yang berniat menutupiku.
  • Kamu adalah bintang penunjuk arah, untuk pelaut yang setia mengarungi badai dilautmu.
  • Dan benar, semua akan terlihat lebih indah ketika manusia selalu memaknai perjuangannya dengan hati bukan dengan ego.
  • Apa yang nyata dari khayalan? Mungkin ketika aku bertemu dengan mu.
  • Hujan memberi kabar, bahwa jejak rindunya masih tertinggal disalah satu kastil sederhana benama hati.
  • Jika sekarang aku tinggal diatas awan, mungkin hujan akan turun setiap hari. Membasahi bumi dipagi yang mulai bangkit, diantara senja sampai malam tenggelam. Karena aku adalah hujan abadi, dari dua mata ini.
  • Dia adalah manusia ilustrasi dari manusia serba anggun, sayang dia hanya manusia fiksi hasil imajinasi pria payah ini.
  • Aku mengintip dalam diamku, suatu kecemasan yang belum ku mengerti dalam kata-kata, mungkin itu jatuh cinta diam-diam
  • Sebenarnya aku ingin sekali menuliskan sesuatu, tapi aku tidak yakin kamu akan membacanya. Tidak yakin juga kamu akan tersenyum saat tidak sengaja membacanya.
  • Ada saatnya malam lebih dibutuhkan daripada pagi, seperti saat ini. Saat ingin tidur dan tidak ingin bangun lagi.
  • Apa kabar pria yang berjuang? Bagaimana keadaanmu? Terakhir aku melihatmu sedang menggenggam mawar ditengah deru perjalananmu, untuk siapa? Aku harap ada wanita yang bersedia terima itu, ya mawarmu. semoga saja..
  • Benar aku tau, langit pekat sekali malam ini, tapi tidak sepekat ruang kecil dihati yang tidak pernah berpenghuni. Kasian.
  • Aku merasa aku adalah ruang miskin cahaya, disuasana tertentu aku dipaksa untuk diam tidak menari, hanya satu yang aku paham jika aku berada disuasana seperti ini, aku paham aku tidak pernah punya langkah menuju garis pembeda antara hitam dan putih. Aku ruang miskin cahaya, dan itu benar!
  • Tulisan ini untuk bunga yang tidak pernah mekar lagi, untuk kelopak yang tidak merekah lagi, untuk jiwa yang berat sekali dilupakan, untukmu. Benar untukmu!
  • Aku tau, aku tidak pernah jadi hal paling menarik diingatanmu, aku juga tidak seberkesan yang lainnya. Tapi aku tau, aku punya sesuatu yang tidak butuh kamu anggap, namai saja "cinta"


0 comments:

Post a Comment