Tuesday, April 22, 2014

“Gadis di Sebelahku”






Bulan saat ini sederhana, bersembunyi malu-malu dan terlihat tak bulat. Tapi bintang bertabur kemana-mana, melengkapi bulan yang tak sempurna terlihat.
Di bawah langit, malam ini.
Di atas dunia yang beputar.
Di tengah-tengah manusia lainnya.
Aku menjadi pelaku utama atas kisah dan cerita yang anggun. Tentang dua hati yang tak mau disebut saling melarikan diri dari masa lalu masing-masing. Yang dipertemukan dengan rencana Tuhan yang benar maha indah. Kita sama-sama tidak menyadari bahwa kita adalah manusia yang sama-sama belajar menempuh proses, hingga kita sama-sama bertemu disimpang jalan yang sama, yang sama-sama saling tegur dan bercerita tentang hidup, tentang ego dan kebodohan kita di masa lalu. Kenyataan menggiring kita di sebuah ruang sederhana milik kita berdua, ditempat itu kita sama-sama bercerita apa saja yang kita lewati sebelum sampai ditempat ini.
Apa kau setuju jika ruang ini aku namai " Ruang Rasa"?
Ruang Rasa ini tak luas memang, tapi cukup menjadi tempat yang nyaman untuk duduk berdua dan saling bercerita,
Tak mewah memang, tapi cukup teduh untuk berlindung diteriknya masalah, diricuhnya persoalan, cukup nyaman untuk kita berdua.
Ruang rasa ini bangunan sederhana, yang kita bangun untuk bertemu dan saling terbuka, sampai kita benar-benar mengenal satu sama lain.
Aku menyukai bagian dimana hidup berputar dan membolak-balik tak beraturan, aku menyukai bagian ini, aku menyukai suasana yang tak bisa tertebak, aku menyukai masa yang tak bisa diterjemahkan, aku menyukai fakta dimana saat ini aku sedang begandengan menyusuri waktu bersama mu, seperti malam ini.
Telapak tangan kita saling berpangutan, mengubah anggapan bahwa hidup tak pernah berpihak.

Aku bertanya dalam hati, untuk dunia.
Mengenai kesulitan yang hebat, mengenai keterbatasan logika, mengenai kebodohan yang bermuara pada rasa. Aku tidak sedikitpun mengerti Tuhan menamainya apa. Manusia disebelahku ini, yang memegang erat tanganku, mengajariku cara menjadi Pria yang bisa mengahargai, yang merobohkan tembok berlapis-lapis dalam ego ku. Memutar sudut pikir,  menerka-nerka hadiah yang diberi Tuhan yang saat ini aku genggam, merasakan dan mensyukurinya.
Hai gadis disebelahku, apa kau tau aku begitu rapuh?
Apa kau tau, aku bisa bersembunyi bertahun-tahun dibaik awan dan enggan turun ke bumi?
Hai gadis disebelahku,bumi adalah tempat hidup yang menyeramkan.
Apa kau tau, aku takut hidup sendirian?
Maka aku ingin bertanya kepadamu, mengapa kau berhasil membujuk ku turun dan merasakan hidup?
Aku rasa kau tak pernah tau darimana pertanyaan itu terucap. Tapi aku yakin dengan genggam tanganmu ini kau memiliki jawaban yang hebat untuk pertanyaan magis ku, yang masih kau simpan dan aku mengerti seiring waktu.

Terimakasih gadis disebelahku, kau acuhkan semua ketidaksempuraanku.
Terimakasih gadis disebelahku, kau memaafkan kebodohan ku dimasa lalu.
Untuk gadis disebelahku, aku punya keinginan untuk menjadi teman di dalam sepimu, tolong iyakan inginku.
Wahai gadis disebelahku, aku butuh genggam tanganmu saat aku berjuang bersama waktu.
Dan gadis disebelahku, teruslah seperti ini, berjalan mengimbangiku.

0 comments:

Post a Comment