Friday, November 15, 2013

Suara Anginmu Membalas di Tempatku.

Meraung-raung diantara sepi dalam diamku.
Desis-desis kecil berbalut cinta dengan asa penuh peradaban.
Mawar abadi yang sengaja aku ikutkan dalam genggam untuk Ratu yang selalu menjajaliku pahit-manis merindu.
Mimpi,, bawalah aku kesana.
Temukan aku dengannya diantara kotak kecil di dalam alam bawah sadarku.

Kekasih, temui aku.
Telah kubuat Aurora cantik untukmu.
Biasnya melebihi senja di musim dingin.
Rasakan...
Menarilah...
Bernyanyilah....
Itu semua untukmu.

Jika kau berniat menemuiku.
Ayun sayapmu menuju ranah yang aku namai mimpi.
Terbanglah kapan saja engkau mau.
Entah satu abad atau dua abad lagi.
Aku tidak peduli.
Aku menunggumu dibawah teduh puisi yang aku buat sembari menanti.

Jika ternyata kau tak pernah berfikir atau berniat menemuiku.
Aku sudah menyiapkan sesuatu.
Aku punya angin yang akan berhembus pelan di tempatmu.
Rengkuhlah...
Rasakan....
Aku mohon...

Anginku maha angin.
Pasti kau mengerti.
Diantara desis dan hembusnya, telah kutitipkan pesan.
Di tempatmu akan menggema kalimat klasik nan indah : "Aku mencintai mu".
Suara anginku ditempatmu.

Satu lagi, aku tunggu desis dan hembus anginmu singgah ke tempatku.
Apa saja desisnya, apa saja hembusnya.
Termasuk : "Maaf, aku tidak mencintaimu"
Suara anginmu membalas di tempatku.


0 comments:

Post a Comment